Saya menggunakan contoh dari penelitian saya sendiri pada kebijakan desegregasi sekolan untuk menggambarkan bagaimana seseorang dapat mengevaluasi cadangan menggunakan empat kriteria ini. Pembuat kebijakan utama dalam desegregasi sekolah adalah pengadilan, pemerintah Negara bagian dan federasi, dan distrik sekolah local. Kesemua kecuali sekumpulan rencana penempatan wajib yang dilaksanakan di Amerika Serikat dari tahun 1954 hingga sekarang merupakan perintah pengadilan, begitu juga dengan semua rencana kebebasan pilihan di bagian Selatan dan sebagian besar rencana sukarela-magnet yang menyeluruh di tahun 1980an. Pemerintah federasi dan Negara bagian telah dapat menyelesaikan beberapa desegregasi melalui penahanan dana bantuan federasi pendidikan umum atau penawaran dana bantuan desegregasi, tetapi jumlahnya berkurang dibandingkan dengan apa yang telah dicapai oleh pengadilan. Distrik sekolah local, atas inisiatif mereka sendiri, di Utara dan Selatan sangat jarang melampaui rencana kebebasan pilihan, kesukarelaan yang sedikit dicapai dengan desegregasi yang sebenarnya. Sehingga, dari tahun 1954 hingga sekarang, pembuat kebijakan yang paling berkuasa dan bisa dibilang paling penting di bidang ini adalah pengadilan.
Definisi sukses yang digunakan di dalam analisa yang ditunjukkan dalam artikel ini terbatas. Ini adalah definisi yang digunakan oleh pengadilan sejak tahun 1968 di Dewan Pendidikan Daerah Green v. di Wilayah New Kent (391 U.S 430 [1968]. Sebuah rencana desegregasi yang berhasil adalah apa yang dihasilkan di dalam anak-anak kulit hitam dan putih yang benar-benar masuk dalam sekolah yang sama-yaitu paparan interrasial. Pengadilan tidak mempedulikan hasil lain yang menarik ilmuwan social, seperti pencapaian akademis, sikap rasial, ataupun kesempatan hidup, yang mungkin dipengaruhi oleh desegregasi sekolah. Terlebih lagi, masih, tidak ada bukti bahwa satu cadangan kebijakan lebih efektif daripada lainnya dalam mencapai hasil-hasil ini. Sehingga tujuan yang dibahas di artikel ini-paparan interrasial-adalah tujuan instrumental, tetapi tujuan yang bahkan distrik sekolah sekarang ini merasa kesulitan dalam mencapainya, dan hal ini merupakan satu-satunya hasil yang penting bagi pengadilan.
Rencana yang telah diimplementasikan di hampir 4 dekade sejak Dewan Pendidikan Brown v. (374 U.S. 483 [1954] telah sangat berubah di sepanjang waktunya. Kebijakan desegregasi sekolaj telah berevolusi dari (1) kebebasan rencana pilihan di tahun 1950an dan 1960an kepada (2) penempatan wajib (yaitu, pemaksaan transportasi) di tahun 1970an kepada (3) rencana sukarela-magnet di akhir tahun 1970an dan 1980an. Kebebasan rencana pilihan memiliki sekolah di lingkungan, tetapimengijinkan siswa untuk berpindah ke sekolah lain di sebuah distrik sekolah. Karena rencana ini telah berevolusi (mereka saat ini disebut rencana pindah “mayoritas ke minoritas”), pengawasan rasial ditempatkan pada pemindahannya sehingga siswa hanya diperbolehkan untuk pindah di sekolah diluar lingkungan mereka jika hal ini meningkatkan integrasi pada sekolah itu. Trasnportasi mungkin disediakan atau tidak disediakan. Rencana penempatan wajib adalah rencana desegregasi yang menugaskan siswa dari sekolah lingkungan mereka kepada sekolah ras yang berlawanan untuk selua atau bagian dari karir sekolah mereka. Rencana sukarela-magnet adalah mereka yang tetap pada konsep sekolah lingkungan, tetapi mencoba utuk menyediakan dorongan dalam bentuk fokus kurikulum khusus dan mengurangi ukuran kelas untuk memotivasi pemindahan ke sekolah ras yang berlawanan.
Leave a Reply