Kapan dan bagaimana struktur rancangan dalam pembelajaran dan aktivitas pemecahan masalah merupakan sebuah penelitian fundamental dan persoalan rancangan dalam pendidikan dan ilmu pembelajaran. Struktur dapat diterapkan dalam beragam bentuk seperti menyusun masalah itu sendiri, skafolding, fasilitasi instruksional, keberadaan alat, dukungan konten, bantuan ahli, dll. (seperti, Hmelo-Silver, Duncan, & Chinn, 2007; Schmidt, Loyens, van Gog, & Pass, 2007).
Setelah tersusun, struktur dirancang untuk membatasi atau mengurangi tingkat kebebasan dalam aktivitas pembelajaran dan pemecahan masalah; semakin rendah tingkat kebebasan, semakin besar strukturnya (Woods, Bruner, & Ross, 1976). Dengan demikian, struktur meningkatkan kemungkinan siswa baru untuk mencapai keberhasilan kinerja selama pemecahan masalah, yang mana mereka mungkin tidak dapat raih saat tidak adanya struktur dukungan. Tentu saja sebuah badan penelitian yang besar mendukung keampuhan sebuah pendekatan.
Contoh Pemecahan Masalah
Sebagai contoh, ketika para pembelajar diberikan struktur dukungan yang kuat dalam bentuk contoh solusi yang telah dikerjakan sebelum pemecahan masalah, hal tersebut mengarah pada perolehan skema dan pembelajaran yang lebih baik (Sweller, 1988; Sweller & Chandler, 1991). Hal tersebut telah mendorong para peneliti untuk membantah bahwa instruksi seharusnya benar-benar diberi pedoman secara khusus pada awal, untuk tanpanya, jika pembelajaran tertentu terjadi (contoh, Kirschner, Sweller, & Clark, 2006). Dukungan lanjut untuk memulai struktur yang lebih besar dalam aktivitas pembelajaran dan pemecahan masalah dengan pengurangan bertahap (atau luntur) seiring waktu ketika para siswa meraih keahlian yang berasal dari program penelitian lain dalam skafolding dan fading (contoh, Hmelo-Silver, 2004; Puntambekar & Hübscher, 2005; Vygotsky, 1978; Woods et al., 1976).
Oleh karena itu, para peneliti dan praktisi telah lebih sering cenderung fokus pada cara menyusun aktivitas pembelajaran dan pemecahan masalah seperti untuk meraih keberhasilan kinerja, sedangkan peranan kegagalan dalam pembelajaran dan pemecahan masalah, yang secara tidak sengaja memaksa, masih tetap dikesampingkan dan kurang diteliti untuk perbandingan (Clifford, 1984; Schmidt & Bjork, 1992).
Apa yang mungkin lebih bermasalah adalah bahwa sebuah penekanan pada pencapaian keberhasilan kinerja justru telah mendorong pada sebuah keyakinan yang banyak diamini bahwa hanya ada sedikit kehebatan siswa baru dalam memecahkan masalah tanpa adanya susunan dukungan. Keyakinan ini didasarkan dengan baik pada bukti empiris, pada saat bersamaan mungkin juga bahwa dengan melibatkan siswa baru untuk tetap melakukan dan bahkan gagal dalam tugas yang di luar keahlian dan kemampuan mereka dapat menjadi sebuah latihan produktif dalam kegagalan.
Hubungi Kami
Tulisan ini merupakan penggalan sebuah bab dari sebuah buku yang diterjemahkan oleh Dian Translation. Jika Anda membutuhkan jasa penerjemahan, proofreading, cek skor similarity menggunakan Turnitin, dan juga parafrase, silakan dapat menghubungi kami di:
- WA – 085228001002
- email – [email protected]
- IG – @diantranslation
Leave a Reply